Bolehkah Mengucapkan Selamat Hari Raya? Berikut Penjelasannya
Hari raya sudah dekat, orang-orang akan bergembira dengan berbagai caranya dalam menunjukkan kebahagiaan, salah satunya ucapan selamat. Ucapan yang biasa dipakai oleh para shahabat adalah تقبل الله منا ومنكم (semoga Allah terima Amal Kami dan Kalian). Lalu bagaimana di Indonesia yang mengucapkan 'Selamat hari raya idul fitri atau Idul Adha'? Apakah dikategorikan sebagai bid'ah. Imam Jalaluddin Assuyuthi mengatakan:
قال القمولي في الجواهر : لم أر لأصحابنا كلاماً في التهنئة بالعيدين ، والأعوام ، والأشهر كما يفعله الناس ، ورأيت فيما نقل من فوائد الشيخ زكي الدين عبد العظيم المنذري أن الحافظ أبا الحسن المقدسي سئل عن التهنئة في أوائل الشهور ، والسنين أهو بدعة أم لا ؟ فأجاب بأن الناس لم يزالوا مختلفين في ذلك ، قال : والذي أراه أنه مباح ليس بسنة ولا بدعة انتهى ، ونقله الشرف الغزي في شرح المنهاج ولم يزد عليه
Artinya, “Al-Qamuli dalam Al-Jawahir mengatakan, ‘Aku tidak menemukan banyak pendapat kawan-kawan dari Madzhab Syafi’i ini perihal ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, ucapan selamat pergantian tahun dan pergantian bulan seperti yang dilakukan oleh banyak orang sekarang. Hanya saja aku dapat riwayat yang dikutip dari Syekh Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri bahwa Al-Hafizh Abul Hasan Al-Maqdisi pernah ditanya perihal ucapan selamat bulan baru atau selamat tahun baru. Apakah hukumnya bid’ah atau tidak? Ia menjawab, banyak orang selalu berbeda pandangan masalah ini. Tetapi bagi saya, ucapan selamat seperti itu mubah, bukan sunnah dan juga bukan bid’ah.’ Pendapat ini dikutip tanpa penambahan keterangan oleh Syaraf Al-Ghazzi dalam Syarhul Minhaj,” [Al-Hawi Lil Fatawi (1/83)].
Pernyataan beliau menunjukkan banyaknya pendapat tentang mengucapkan selamat saat hari Raya. hanya saja Imam Suyuthi lebih memilih pendapat boleh.
Wallahu A’lam
(Abdussyakur Al-Aydrus, pelajar Ponpes Darullughah Wadda'wah, Pasuruan, Jawa Timur)