Kisah Keutamaan Membaca Surah Al-Ikhlas
Kisah Keutamaan Membaca Surah Al-Ikhlas |
Surah al-Ikhlas adalah surah ke-122 dalam Al-Qur’an dan tergolong ke dalam surah Makkiyah. Surah ini dinamakan juga al-Tauhid, karena isinya menjelaskan tentang keesaan Allah SWT.
Banyak sekali keutamaan membaca surat al-Ikhlas, salah satunya adalah dicintai oleh Allah SWT. Siapa yang tidak ingin dicintai oleh sang khalik? Bukankah kecintaan Allah yang kita harapkan? Berkaitan dengan hal itu, ada kisah tentang sahabat Nabi Muhammad SAW yang rutin membaca surat al-Ikhlas dalam shalatnya dan Allah SWT mengabarkan mencintainya:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنَا عَمْرٌو عَنْ ابْنِ أَبِي هِلَالٍ أَنَّ أَبَا الرِّجَالِ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَهُ عَنْ أُمِّهِ عَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَكَانَتْ فِي حَجْرِ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلًا عَلَى سَرِيَّةٍ وَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي صَلَاتِهِمْ فَيَخْتِمُ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ فَسَأَلُوهُ فَقَالَ لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ (رواه البخاري)
Artinya :
Dari 'Aisyah (w. 57 H) , bahwa Nabi saw. pernah mengutus seorang laki-laki dalam sebuah eskpedisi militer, lantas laki-laki tersebut membaca untuk sahabatnya dalam salatnya dengan Qulhuwallahu Ahad (Surah al-Ikhlas) dan menutupnya juga dengan surah itu. Ketika mereka pulang, mereka menceritakan hal ini kepada Nabi Muhammad SAW, lantas Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tolong tanyailah dia, mengapa dia berbuat sedemikian?” Mereka pun menanyainya, dan sahabat tadi menjawab, “Sebab surah itu adalah menggambarkan sifat al-Rahman, dan aku sedemikian menyukai membacanya”. Spontan saja Nabi Muhammad SAW bersabda, “Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah SWT mencintainya”. (HR. Bukhari 194 H - 256 H : 62 tahun)
Dari Hadis tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa siapa pun yang mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan amal yang dicintai oleh Allah SWT, tentu Allah akan mencintainya, terlebih lagi surah al- Ikhlas mengandung nilai tauhid yang dicintai oleh Allah SWT.
Dalam memahami Hadis ini, ada yang mengatakan bahwa komandan tersebut selalu membaca surah al-Ikhlas setelah bacaan surah al-Fatihah. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya dia selalu membaca surah al-Ikhlas pada rakaat kedua seperti pendapat Syaikh Abdullah Abu Bassam dalam kitab Syarh 'Umdat Al-Ahkaam.
Kisah lain diriwayatkan dari saidina Anas RA bahwa dahulu pernah ada seorang lelaki menjadi imam suatu jamaah di Masjid Quba dan ia selalu membaca surah al-Ikhlas pada setiap rakaat.
Lalu orang-orang bertanya kenapa dia selalu membaca surah tersebut dan tidak mau meninggalkannya, lelaki itu menjawab: “aku tidak akan meninggalkannya (surah al-Ikhlas) apapun alasannya. Jika kalian mau menjadikan diriku sebagai imam kalian, maka aku akan tetap melakukannya. Dan jika kalian tidak suka, maka aku tidak mau menjadi imam kalian.”
Pada suatu ketika, Nabi Muhammad SAW pernah berkunjung kepada para jamaah Masjid Quba, mereka menanyakan hal tersebut kepada beliau. Kemudian, Nabi berkata, “Hai Fulan, apakah yang mencegahmu hingga tidak mau melakukan apa yang diminta oleh teman-temanmu, dan mengapa engkau selalu membaca surah ini dalam tiap rakaat shalatmu?” Lelaki itu menjawab, “Aku menyukainya.”
Mendengar jawaban tersebut, beliau lantas bersabda: "Kecintaanmu kepada surah (al-lkhlas) ini dapat memasukkanmu ke dalam surga".
Mudah-mudahan kita dimudahkan dalam menggerakkan lisan agar selalu ringan dalam membaca al-quran sehingga menjadi orang-orang yang dicintai Allah SWT. amin amin
Wallahu a'lam