Segala Hal Tentang Cinta
majalahumdah.com-Cinta adalah sesuatu yang tak kasat mata. Seperti hal ghaib, ada tapi tak tampak. Seperti sebuah sengatan, terasa! Tapi susah dijabarkan. Cinta itu bentuk kata kerja yang dilakukan oleh hati, berpengaruh ke tindakan sehari-hari
Cinta adalah anugerah terindah dari ilahi, berupa perasaan yang suci, timbul dari dalam hati, wajib dimiliki oleh setiap insan yang punya nurani, ia makin indah saat bisa kita tuntut untuk mencintai Allah dan Nabi, tanpa cinta bumi akan berhenti, karena setiap manusia yang saling membenci membuat hidup tak lagi bisa dinikmati.
Cinta memang tidak bisa kita rencanakan, tapi sebenarnya cinta masih bisa dibangun saat sudah berumah tangga. Dibangun dengan sesering mungkin Bersama. Dibangun dengan sesering mungkin memberi. Dibangun dengan sesering mungkin mengingat kebaikan pasangan kita. Dibangun dengan melupakan keburukannya. Dibangun dengan terus mencoba tersenyum dan sesering mungkin berkomunikasi. Dibangun dengan melimpahkan perhatian, kasih sayang pada pasangan karena Allah dan Rasul-Nya.
Terkadang, cinta itu menjebak; menjebak untuk melanggar aturan Allah, menjebak untuk menghalalkan segala cara. Itulah mengapa dikatakan “cinta itu buta” Bahwa dengan cinta, seseorang akan lupa diri,melupakan rasa sakit dan mengabaikan tersakiti. Ini adalah kekuatan cinta, yang jika tidak diarahkan dengan baik, kekuatan ini dapat merusak jiwa dan tubuh
Berbicara tentang cinta, sering kali yang timbul adalah kesedihan, air mata, luka dan kecewa. karenanya kita dibuat sadar, kemudian mengerti. Karena cinta adalah peduli dan tak membiarkan yang dicintai salah jalan atau tersesat dari tujuan. Maka begitu juga dengan cintaNya. Dia buat kita kecewa, patah hati, dan segala macam kesedihan, hanya untuk membuat kita kembali pada arah tujuan dan tak salah jalan. Jika tidak cinta, pasti kita akan dibiarkan saja.
Cinta Kepada Rasul
Manusia, selayaknya mengharapkan agar bisa mencintai Rasullah. Bahkan paling tidak, dapat bertemu Rasulullah dalam mimpi.
Namun, ternyata kita kalah dalam mencintai Rasulullah. Sebab cinta Rasulullah kepada kita sangat luar biasa. Demi umatnya, beliau berdoa pada tingkat yang luar biasa. Bahkan di dalam kitab tafsir dijelaskan, bahwa salah satu doa rasulullah yaitu bagaimana umat Nabi Muhammad saw dijadikan sebagai umat terbanyak yang menghuni surga, paling awal dihisab diakhirat. Dan Allah mengabulkan doa Nabi Muhammad saw sehingga dua per tiga penghuni surga dan yang paling awal dihisab adalah umat Nabi Muhammad saw. Bahkan dalam kitab Syamail Muhammadiyah pada bab yang menyatakan tentang wafatnya Rasulullah, menyebutkan bahwa orang yang paling sakit ditarik nyawa adalah Nabi Muhammad saw. Bahkan, beliau berdoa agar sakitnya sakratul maut dilimpahkan kepadanya saja.
Karena amat besarnya cintanya Rasulullah ini, sehingga Rasulullah dihadapan para sahabat pernah mengungkapkan
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " وَدشوقة أَنِّي لَقِيتُ إِخْوَانِي " قَالَ : فَقَالَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوَلَيْسَ نَحْنُ إِخْوَانَكَ ؟ قَالَ : أَنْتُمْ أَصْحَابِي ، وَلَكِنْ إِخْوَانِي الَّذِينَ آمَنُوا بِي وَلَمْ يَرَوْنِي " .
“Alangkah rindunya kalau aku ingin bertemu dengan saudaraku.”
“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?”
“Tidak, wahai sahabat, kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan),” suara Rasulullah bernada rendah.
“Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku"
Artinya, sudah 1440 tahun yang lalu, Rasulullah mengungkapkan kerinduannya dan cintanya kepada kita. Dan bayangkan apa yang kita balas, sudah berapa banyak kita bershalawat kepadanya. Apa saja sunnah yang kita ikuti darinya. Kita malah sibuk merindukan dan mencintai orang orang yang belum tentu mencintai kita.
Dengan mencintai Rasul, Insya Allah kita akan sangat mudah masuk syurga.
Seseorang akan mengikuti prilaku orang yang dicintai dan diidolakannya. Suatu ketika Nabi pernah melayani dan menjawab pertanyaan seorang Arab Badwi yang berbicara dengan beliau ketika sedang berkhutbah dengan bertanya :
متى الساعة ؟
"Kapan kiamat?"
Meski para Jamaah sudah mengisyaratkannya untuk diam dan Nabi juga tidak melayaninya, orang Arab Badwi ini tetap bertanya hingga kali ketiga Nabi menjawab :
ماذا أعددت لها ؟
"Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menghadapi kiamat."
Orang Arab Baduwi ini menjawab :
حب الله ورسوله
"Cinta Allah dan Rasulnya."
Nabi kemudian berkata :
انك مع من أحببت
"Sesungguhnya Engkau akan bersama dengan yang Engkau cintai."
Berhati-hatilah dalam mencintai dan Mengidolakan seseorang, karena kamu akan dibersamakan dengan Mereka. Intinya, jika kita mengenal, lalu mengamalkan secara sungguh-sungguh apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW, maka akan timbul perasaan cinta dan rindu ingin berjumpa dengannya. Inilah pertanda cinta yang akan menjadikan kita ahli syurga. Aamiin.
Allah berfirman dalam surah al Imran ayat 34:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Berarti cara terbaik untuk merebut cinta Allah dan merebut cinta Rasulullah, yaitu mengikuti Nabi Muhammad. Yaitu, menghidupkan sunnah Rasulullah.
Bahkan Rasullullah mengungkapkan satu hadis, siapa yang telah menghidupkan sunnahku maka dia sudah mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku maka dia akan bersamaku di dalam surga.
Maka marilah mengikuti sunnah rasulullah, paling tidak dengan bershalawat kepada Rasulullah. Bershalawat kepada Rasulullah akan menumbuhkan cinta kepada Rasulullah, membuat kita bisa Bersama dengan Rasulullah di dalam surga.
Bahkan Nabi Adam as. dalam kitab Isrsyadul Ibad Ila Sabilil asyad, dijelaskan bahwa salah satu mahar Nabi Adam as. untuk menikahi Siti Hawa adalah shalawat kepada Rasulullah sebanyak 20 kali.
Cinta Sesama Muslim
Mencintai sesama muslim merupakan cinta yang diekspresikan dalam bentuk kebaikan, yang berarti bahwa kita tidak ingin dia berada dalam keburukan. Saat dia salah, maka kita menegurnya dan mengajaknya Kembali ke jalan kebaikan tanpa bosan.
Dalam mengajak seorang ke dalam kebaikan, hendaknya dengan balutan etika dan adab; secara lemah lembut. Karena dakwah itu mengajak, bukan mengejek. Dakwah itu merangkul, bukan memukul.
Allah berfirman dalam QS An-Nahl Ayat 125
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali ‘Imran Ayat 159;
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Allah juga berfirman dalam surat Taha ayat 44:
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
“Maka berbicaralah kamu berdua (Musa dan Harun) kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Lihatlah, bahkan bagi Fir’aun yang terkenal sebagai sosok yang amat buruk dan durhaka kepada Allah, namun Allah memberi arahan untuk berdakwah secara baik-baik kepada Nabi Musa dan Harun dimana keduanya adalah insan mulia utusan Allah. Lantas, kita siapa, adakah kita seorang yang mulia, lalu orang yang kita ajak belum tentu lebih buruk dari Fir'aun, apakah pantas kita mengajaknya pada kebaikan dengan cara yang kasar?
Oleh: Tgk. Salamuddin AY