Sosok Gus Dur dalam Tema Hari Santri 2022
majalahumdah.com Beberapa hari yang lalu, Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia meluncurkan logo dan tema yang akan digunakan untuk Peringatan Hari Santri Nasional. Tema besar yang diusung Kemenag tahun ini bertajuk “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”.
Muhammad Ali Ramdhani selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama mengungkapkan, ada alasan secara historis mengapa peluncuran Peringatan Hari Santri berlokasi di kampus UIN Gus Dur Pekalongan, mengusung tema kemanusiaan. Beliau mengatakan bahwa ada pesan-pesan filosofis dari sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menginspirasi lahirnya tema Hari Santri tahun ini.
Sosok Gus Dur itu, dalam setiap pemikiran dan gerakannya, menempatkan aspek kemanusiaan sebagai perhatian utama. Sebagai seorang santri dan ulama, beliau dikenal sangat toleran dan mengayomi semua umat, karena selalu melihat manusia dari dimensi kemanusiaannya.
“Gus Dur adalah representasi lengkap sebagai santri kosmopolitan. Oleh sebab itu, siapa pun kita tidak ada alasan untuk tidak meneladani beliau, Bapak Bangsa yang cinta toleransi, membela kaum lemah, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan”, terang Pak Dhani, sapaan akrabnya Dirjen Pendis.
Sebagai bukti kecintaan masyarakat dari berbagai kalangan akan sosok Gus Dur, kita bisa saksikan di atas batu nisan tempat peristirahatan terakhirnya di Jombang, tertulis here rest a humanist (disini tempat peristirahatan seorang humanis).
Humanist berarti seseorang yang memiliki sikap pemuliaan yang tinggi atas manusia sebagai makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan. Konsekuensi dari filosofi ini maka setiap manusia harus menjaga martabat kemanusiaan.
Dengan mengusung isu kemanusiaan, pihak Kemenag berharap peringatan Hari Santri tahun ini memberi dampak yang positif untuk kebaikan bangsa dan negara. Harapannya, semua lapisan masyarakat agar memeriahkan Hari Santri dengan gembira dan sukacita.
Elfasiy. Tulisan ini dikutip dari NU Online yang berjudul “Tema Hari Santri 2022 Terinspirasi dari Pesan Historis Gus Dur”.