Sejatinya kaya
Kaya, sejatinya, ungkap Nabi Muhammad adalah “kekayaan hati”. Namun sialnya, kita masih saja selalu terlena dengan namanya “DUNIA”. Dunia dengan tipu-daya-nya, acap kali, bahkan, sering mengajak kita, merayu, membelai, sampai kita memberikan posisi istimewa baginya ; yaitu ruang di lubuk hati kita!
Sebenarnya, kaya, berharta limpah-ruah, tak ada salahnya.Yang menjadi malapetaka di saat “ ruang di lubuk hati” itu kita persembahkan kepada hal yang menjadi racun; lantas menggerogoti tubuh kita-tubuh jasmani dan rohani. Di situlah, pentingnya tau bagaimana kaya sebenarnya.Kaya versi suri teladan,baginda Nabi adalah kaya hati.Dunia dibutuhkan hanya sekedar , ia berada di genggaman tangan, bukan masuk tanpa permisi di lubuk hati. Baca Juga : Privilage
Itulah kaya yang sebenarnya, yaitu kaya hati ,bukan kaya bersifat materi ! mengapa wahai handai tolan itu bukan hakikat kaya ? Karena, ia itu sejenak , se sejenak senja dengan menghadirkan betapa indahnya warna kuning emasnya ,lalu semena-mena pergi, meninggalkan pekatnya malam durjana. Begitulah pula dunia , tau saja kita jangan sampai terlena.
Tabik !