Kecantikan Bukanlah Segalanya
“sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan hati disaat dipandang ”
(HR Ahmad,Nasa’i, dan Hakim).
Demikianlah ungkapan Rasulullah dalam sebuah hadist, patokan dalam memilih wanita
bukanlah paras menawan bak artis korea, atau keluarga terpandang layaknya Siti
Nurbaya, melainkan hanya wanita sederhana, namun saat dipandang sirnalah
kegundahan, hilanglah rasa lelah, tergugah hati untuk ingin selalu bersama, terasa berat
saat jauh darinya walau sesaat, apakah semua itu karna kecantikan?
Bukan..!, semua itu dikarnakan akhlaq yang mulia(husnul khuluq)
Cantik itu relatif tergantung bagaimana dan siapa yang memandang, sebagian
lelaki menetapkan patokan cantik itu pada kulit putih, tinggi semampai, pipi merah
merona, bibir merekah bak bunga mawar ditaman. Ia sih cantik, tapi jika itu patokannya
maka engkau salah besar mas bro…!
harusnya kecantikan tidak sebatas diukur dari fisik semata melainkan kecantikan sampai
kehati, istilahnya inner beauty(husnul khuluq)
percayalah kecantikan wajah seorang wanita akan hilang tak bemakna seandainya
dirumah anda piring-piring sering beterbangan, maka utamakanlah kecantikan hati,
diredaksi lain Rasulullah pernah mengkriteriakan wanita-wanita yang kebiasaan
dikagumi lelaki.
“Wanita dinikahi karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan baik agamanya,
maka pilihlah yang baik agamanya niscaya engkau akan bahagia dan beruntung ” (HR
Bukhari)0
Jelas agama mesti dinomor satukan, adapun berbicara tentang kecantikan, oleh Imam
Assuyuti menjelaskan tetang menikahi wanita yang berlebihan cantik:
“Dimakruhkan menikahi wanita yang berlebihan cantik, karna dikhawatirkan ia akan
sombong dengan kecantikannya belumlagi ia akan menjadi pusat perhatian ”
Syaikh Zainuddin Almalibari yang mengutip pendapat Syaikh Ibnu Hajar Alhaitami,
mengatakan:
“bahwa tetap ketaatan agama mesti didahulukan, selanjutnya kepiawan dan
kedewasaan, kemudian inner beauty(husnul khuluq), produktif dapat melahirkan banyak
anak(dilihat dari ibu dan kakaknya), setelah itu keturunannya, gadis(perawan),
kecantikan dan terakhir ialah hal-hal yang memang diharapkan oleh lelaki kepada
siwanita.”
lah ternyata oleh ulama sekaliber Syaikh Zainuddin dan Syaikh ibnu hajar
menempatkan kecantikan pada posisi ke7 dari 8 hal yang sepatutnya diperhatikan oleh
orang-orang yang ingin memilih wanita sebagai pendamping hidupnya.
Oleh karena itu, wahai para wanita muslimah, kecantikanmu bukanlah apa-apanya
dalam agama, tak berarti sedikitpun melainkan sepintas pandangan mata yang
diselubungi nafsu, tak usahlah setiap hari kesalon, tak perlu beli make up sampai kering
kantong, hanya air wudhuk yang seharusnya tak pernah kosong. Yah! Senantiasalah
engkau dalam keadaan suci, itulah kecantikan, karna secantik apapun parasmu saat ini
bahkan dapat mengalahkan legenda cleopatra, dan pada kenyataannya sang cleopatra
pun tua, keriput dan mati, tidak ada yang dapat dibanggakan, melainkan ketaatan
agama dan akhlaq yang dapat menawan rasa.
Sudahlah, tak mengapa jika tak cantik tapi berusahalah menjadi wanita spesifik,
agamis dan ekonomis (tidak terlalu menuruti keinginan duniawi seperti kebanyakan
wanita saat ini). Ingat..!, sejelek apapun dirimu saat ini, kelak engkau tetap akan menjadi
yang tercantik dan teristimewa dimata kekasihmu, suamimu.
terimalah setemeh apapun pemberiannya jangan terlalu banyak meminta, niscaya
engkau tetap menjadi wanita tercantik baginya walau kulit telah keriput, walau mata
telah berkabut, dan warna putih telah memenuhi rambut bahkan sampai nyawamu
telah dicabut lalu jasadmu berkalang tanah, namun hati nya telah tertawan budimu,
cintanya terpatri di sanubarimu tak bisa lekang untuk mengingatmu layaknya Rasulullah
kecintaan Khadijah kubra. Wallahu a’lam
Oleh: Nismul Elfadhil